
Nggak usah jauh-jauh kalau mau melihat banyaknya pengangguran. Tidak usah lewat perhitungan statistik njlimet seperti yang ada di koran atau pun media lainnya. Mau tahu caranya? Coba saja dihitung berapa jumlah anak nongkrong yang sering mangkal di pertigaan, perempatan atau pun di ujung gang di lingkungan kita, he he he? Yang pasti masih banyak yang menganggur, mungkin juga tidak semuanya. Ada yang sudah punya pekerjaan tapi bukan pekerjaan tetap (serabutan).
Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Ditambah lagi dengan iklim persaingan yang begitu ketat. Mau tidak mau untuk mereka yang kesempatan (koneksinya terbatas), pengalaman dan kemampuannya pas-pasan harus tersisih dan kalah dari medan perang.
Kemana lagi mereka mesti berlari? Masih sangat bagus kalau arahnya positif & kreatif. Tapi kalau akhirnya frustasi, biasanya malah menjurus ke arah tindak kriminal. Indikasinya? Lihat saja di televisi. Pembunuhan sadis, perkosaan, pencurian, perampokan, sudah menjadi menu sehari-hari. Sangat mengerikan :( . Seringnya hanya gara-gara masalah perut. Kesejahteraan.
Untuk itu, marilah kita mulai berbagi serta mengendalikan diri. Untuk yang sudah kaya, sangat dianjurkan untuk tidak pamer kekayaannya. Pamer itu tidak bagus : ), mudah sekali meletupkan kecemburuan sosial. Kalau pun harta itu lebih, akan lebih bagus untuk dibagikan sebagai project pemberdayaan. Tidak usah terlalu muluk-muluk, bukan dengan bantuan uang milyaran atau triliunan rupiah. Kasih saja ilmu cara dagang yang bener, cara memenej usaha yang betul, ataupun akses permodalan yang mudah. Bolehlah di share ilmunya lewat blog seperti ini : ).
Bila project pemberdayaan berhasil, kesejahteraan masyarakat meningkat. Daya beli pun terangkat. Otomatis, bisnis pun semakin lancar.
Tapi, apakah sesederhana itu ya solusinya? Atau mungkin saya terlalu naif dengan kedangkalan pikiran saya ini. Mudah-mudahan tidak, dan kita selalu berharap selalu ada solusi untuk setiap permasalahan.
Walaupun sekedar menulis, saya masih (dan juga ingin) tetap peduli untuk menjadi bagian dari suatu solusi, bukan hanya sekedar OMDO (omong doang).
0 komentar:
Post a Comment