Tadi siang ketika dalam perjalanan di sebuah bus, saya memikirkan terus tentang hal tersebut. Kita tahu, kita ini adalah makhluk lemah. Pada dasarnya, kelemahan itu adalah suatu bentuk peringatan agar kita harus selalu memperbaiki diri. Tinggal kita mau atau tidak memperbaiki diri? Mau atau tidak untuk merubah nasib diri ini? Hanya dua buah pilihan memang: "Mau" dan "Tidak"? "Yes" or "No"? Semudah orang menyebut neraka surga. Semudah orang menyebut angka 0 dan 1 dalam konsep digital.
Dalam konsep pembentukan data digital, sebuah informasi (dalam hal ini byte) hanya terdiri dari 8 kondisi (bit) 0 dan 1. Warna, garis, huruf yang membentuk gambar dalam layar monitor anda sebenarnya hanyalah berasal dari dua keadaan (state) 0 dan 1 (on dan off) yang senantiasa berubah dan bergerak sangat cepat. Jadi, warna hidup kita, garis hidup kita, insya Allah kembali pada kita, kembali pada state sederhana; "Mau" atau "Tidak"? Mau atau tidak merubah nasib kita? Kitalah yang menentukan akan seperti apa warna kehidupan kita nantinya. Sebab, Tuhan tidak akan merubah nasib kita, sebelum kita mau merubahnya.
Jadi, jangan sampai kita (selalu) dalam keadaan atau state 0. Karena apa? Ini berarti value kita adalah nol (tidak bernilai). Selalulah bergerak dari kondisi o ke 1 secara terus menerus dan simultan. Perubahan ini akan membentuk diri kita menjadi bit atau byte berharga, menjadi pribadi yang berwawasan luas, memiliki skill, pengetahuan serta mampu beradaptasi dengan segala bentuk perubahan. Karena, dunia ini sedang bergerak begitu cepatnya, zaman begitu cepat berubah. Hal ini bisa dianalogikan seperti mengembangnya luar angkasa dalam konsep atau teori "Big Bang", sepersekian juta detik saja sebuah partikel (benda angkasa) itu berhenti, maka partikel itu akan hancur, karena tertabrak oleh unsur/partikel dibelakangnya yang terus maju bergerak dengan kecepatan yang luar biasa.
Mau atau tidak kita berubah? Mau atau tidak kita belajar? Mau atau tidak kita bergerak?
0 komentar:
Post a Comment