
Saya sendiri masih meyakini bahwa kualitas shalat kita akan terukur dari kenikmatan dan hikmah yang didapat sehabis melaksanakannya. Semakin hati kita khusyuk dan bisa memaknainya, semakin banyak kenikmatan yang bisa direngkuh. Hati akan terasa nyaman dan lebih tegar untuk bergelut dengan aktifitas kehidupan selanjutnya.
Saya sangat berterima kasih kepada Bapak Ary Ginanjar Agustian yang telah menulis buku ESQ (Emotional Spiritual Quotient) New Edition. Banyak manfaat yang bisa saya petik dari buku tersebut.
Dalam salah satu bab memberikan pencerahan bahwa shalat mampu menjernihkan dan menetralkan hati / perasaan yang terdistorsi dari peristiwa-peristiwa yang dialami sehari-sehari. Baik dari deraan problematika, benturan kehidupan maupun pengalaman hidup yang begitu pahit. Dengan shalat kita akan kembali pada suatu posisi keseimbangan hidup (fitrah) yang berupa ketenangan hati. Dimana ketenangan hati tersebut merupakan kenikmatan yang tidak ternilai. Oleh karena itu, saya jadi mengerti kenapa Allah mewajibkan kita untuk shalat.
Ternyata, shalat itu adalah Oase dari kehidupan ini. Betul, shalat adalah Oase. Mata air bagi jiwa yang haus & gersang. Obat bagi yang menginginkan ketenangan hati.
0 komentar:
Post a Comment